Penulis : Hanadia Penyunting : Annisa Salma
Bogor, 27 April 2025 – Art Speaks Justice kembali membuka pameran seni instalasi dengan judul “Ragam Selaras”. Pameran ini melibatkan tiga seniman, yaitu GeneratifA (kolektif), Mahdi Albart, dan Cycojano.
Setelah sebelumnya mengadakan pameran “Lembaran Senyap” di Buitens Cafe yang mengangkat isu stigma gangguan jiwa dan HIV, Art Speaks Justice kembali dengan isu yang berbeda.
Kali ini, Art Speaks Justice menampilkan karya-karya yang telah melalui rangkaian Dialog Warga: Art Speaks Equality dan lokakarya seniman. Pameran ini diselenggarakan oleh Art Speaks Justice hingga tanggal 4 Mei 2025 di Dieu Geura Arts and Community Space, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Video Mapping karya Unggul Kardjono
Karya dalam Pameran
Berdekatan dengan Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei 2025, Mahdi Albart mempertunjukkan karyanya yang berjudul “Legit”. Melalui karya itu, Mahdi Albart menggugat budaya legitimasi kemampuan yang seringkali meminggirkan profesi-profesi yang dianggap kurang prestisius.
Dalam karyanya, terlihat bahwa Mahdi menyelipkan angka 1312. Angka tersebut sempat ramai di berbagai platform media sosial yang merujuk pada alfabet ACAB (all police are bastards). Selain karya yang dipajang, disediakan juga templat sertifikat yang sama dalam ukuran A4 yang bisa diisi secara interaktif oleh pengunjung.
Bergeser pada karya GeneratifA, karya dengan judul “Cai Beak, Manusa Balangsak” berhasil menarik perhatian pengunjung. Daya tarik dari karya tersebut adalah bunyi bising yang menyerupai alarm bahaya pada mobil. Karya ini menjadi pengingat atas potensi bahaya yang disebabkan manusia pada ekosistem air.
Dalam pamflet zine yang dibagikan, kolektif GeneratifA menyairkan “Air sebagai isu dan juga hal yang fundamental ditampilkan sebagai gambaran, juga pertanyaan, apakah hari ini kita sudah menghargai dan mensyukuri keberadaanya? Walau hanya sekedar untuk mencuci muka ataupun membasuh tenggorokan?” Mereka juga menjelaskan bahwa media yang digunakan yaitu kabel dan bambu dipilih tidak hanya memperhatikan aspek fungsionalitas tetapi juga simbolik.
Karya terakhir yang dipamerkan di Art Speaks Justice adalah “FOcault+delete” karya Cycojano. Instalasi “FOcault+delete” menjadi karya yang paling mencolok dengan berbagai warna dan medium yang digunakan. Dalam pameran, beberapa karya dari Cycojano bersifat interaktif dengan menampilkan lukisan, traffic cone, dan berbagai benda lainnya. Selain itu, pengunjung juga dapat berinteraksi dengan kamera CCTV yang terhubung ke TV tabung.
“FOcault+delete” karya Cycojano
Karya terakhir yang dipamerkan di Art Speaks Justice adalah “FOcault+delete” karya Cycojano. Instalasi “FOcault+delete” menjadi karya yang paling mencolok dengan berbagai warna dan medium yang digunakan. Dalam pameran, beberapa karya dari Cycojano bersifat interaktif dengan menampilkan lukisan, traffic cone, dan berbagai benda lainnya. Selain itu, pengunjung juga dapat berinteraksi dengan kamera CCTV yang terhubung ke TV tabung.
Selain ketiga karya tersebut, terdapat video mapping dari Unggul Kardjono yang merupakan respons dari keseluruhan karya. Dalam bentuk video proyeksi tanpa suara, potongan-potongan klip menangkap dan merekonstruksi ulang rasa yang ada pada setiap karya.
Dalam seminggu pameran, Art Speaks Justice menawarkan berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni, talkshow, dan sesi networking. Pada dua hari terakhir, Art Speaks Justice bekerja sama dengan Unschool Lab untuk mengadakan jasa sablon gratis. Pengunjung cukup membawa kaos polos atau membeli kaos di tempat untuk kemudian menyablon kaos secara gratis. Desain dan informasi dapat diakses di Instagram Art Speaks Justice, @artspeaksjustice.
Terakhir, Media Gaung juga menyempatkan membawa karya Mahdi Albart di aksi Mayday 1 Mei 2025 kemarin.
0 Komentar