Siksa Kubur: Premis Menjanjikan, Eksekusi Mengecewakan



Penulis         : Itsar Adhiya Mumpuni
Penyunting : Windi Lestari

Siapa yang tidak kenal Joko Anwar? Tentunya sinefil-sinefil Indonesia sudah tak asing dengan writer-director yang identik dan selalu ditunggu film horornya. Setelah film Pengabdi Setan 2, yang sukses meledak di pasaran dan menuai pujian akan kengeriannya, kini Joko Anwar kembali dengan tema menarik yang melibatkan kepercayaan dan nilai-nilai filosofis. Dibintangi dengan banyak pemain papan atas seperti Faradina Mufti, Reza Rahadian, dan Slamet Rahardjo, mampukah film ini memenuhi ekspektasi penonton? Berikut review-nya! Awas spoiler!

Siksa Kubur bercerita tentang Sita (Faradina Mufti) yang kehilangan kepercayaannya kepada agama setelah kedua orang tuanya meninggal akibat bom bunuh diri. Bom bunuh diri tersebut diduga dilakukan oleh seseorang untuk menghindari siksa kubur dengan motif melaksanakan jihad. Semenjak tragedi itu, Sita menjalani hidup dengan tujuan untuk membuktikan pada dunia bahwa siksa kubur merupakan hal yang tidak nyata. Dibantu oleh adiknya, Adil (Reza Rahadian), Sita mencari orang yang menurutnya paling berdosa serta bertekad untuk dikubur bersama orang tersebut dan merekam terjadinya siksa kubur.

Di babak awal, film ini menyajikan build-up story yang menjanjikan melalui ledakan bom dan peristiwa-peristiwa yang membawa Sita menjadi tokoh yang memiliki motif serta visi yang jelas untuk menuntun kepada babak-babak selanjutnya. Jika mendengar judulnya yakni Siksa Kubur tentunya kita berharap akan banyaknya adegan teror penyiksaan yang mampu menggelitik iman penonton. Namun, penonton harus bersabar dan menikmati kompleksitas pembangunan karakter yang disusun secara perlahan. Bagi penonton setia karya-karya Joko Anwar mungkin tak asing dengan kepingan-kepingan cerita yang membuat penonton meraba-raba, menebak-nebak, dan menduga-duga sesuatu yang besar akan terjadi. 

Dibanding memprovokasi iman dan kepercayaan penonton melalui adegan-adegan siksaan yang ditunggu-tunggu, Film berjudul Siksa Kubur ini lebih memilih untuk membawa narasi serta pertanyaan filosofis seperti “Apakah anda percaya Tuhan?”. Namun, tagline “Anda akan percaya” hanya sampai permukaan saja dan tak membawa ke klimaks yang mendalam, ditambah dengan ceramah-ceramah agama yang lagi-lagi tidak bisa membawa penonton ke pembahasan mendalam terkait kepercayaan dan nilai-nilai filosofis yang menjadi tema film itu sendiri. Hal yang paling mengherankan dari film ini adalah nihilnya permasalahan akan ibadah yang merupakan hal penting dari siksa kubur itu sendiri. Isu-isu atheisme, agnostik, dan fanatisme, seperti cipratan-cipratan kecil yang mengganggu dan tak memiliki pengaruh besar pada plotnya. 

Seperti yang dikatakan sebelumnya, Joko Anwar biasanya mampu membuat penonton meraba-raba, menebak-nebak, dan menduga-duga sesuatu yang besar akan terjadi. Sayangnya, hingga akhir cerita tak ada sesuatu yang luar biasa terjadi. Bagi yang belum menonton, sebaiknya segera membuang jauh-jauh ekspektasi akan teror-teror mengerikan tentang penggambaran “siksa kubur” karena pada satu jam terakhir hanyalah jumpscare receh akan setan-setan yang kurang menyeramkan. Selain itu, tidak jelas sebab-akibat kemunculannya, meskipun sudah didukung dengan scoring dan camera movement yang begitu “horor”. Setelah menanti-nanti akan “siksa kubur”, akhirnya hal tersebut diperlihatkan di babak terakhir yang singkat, tetapi memang masih kurang memuaskan karena ekspektasi kita tentang gambaran “siksa kubur” hanya ditunjukkan dengan durasi yang sangat singkat.

Film ini terasa menyenangkan pada satu jam pertama saat kita dibawa menuju ekspektasi tinggi melalui perjalanan balas dendam sang karakter utama. Sayangnya, hal itu dijatuhkan dengan amat sangat terlampau keras. Film ini memiliki premis yang sangat menarik dan berpotensi menjadi film “gila” apabila Joko Anwar tak terburu-buru melakukan eksekusi dan melakukan lebih banyak riset agar film ini tidak menjadi dangkal. Sayang sekali, film ini tak sanggup menyusun kepingan puzzle yang mereka buat sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar